Lahan kering menjadi salah satu tumpuan harapan pengembangan pertanian masa depan karena merosotnya areal lahan irigasi dan ketersediaan air irigasi. Salah satu cara pengairan yang kini dinilai cukup hemat air namun efektif dan efisien untuk meningkatkan produktivitas lahan kering ialah teknologi irigasi mikro. Ada beberapa jenis model dalam sistim irigasi mikro dan untuk pemilihan mana yang cocok diaplikasikan pada tanaman tertentu perlu mengacu pada contoh pengalaman atau hasil-hasil pengujian.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Situgadung, Tangerang yang telah ikut mengembangkan teknik dan peralatan irigasi mikro, menurut informasi Joko Wiyono juga melakukan pengujian jenis irigasi mikro yang mana yang cocok untuk tanaman tertentu di lahan kering dengan hasil yang optimal atau terbaik. Mereka mengujinya di kawasan Serpong, Banten, di Lampung dan bahkan juga di lahan pasang surut (di Kalimantan Selatan) yang bisa kekurangan air pada musim kemarau.
Di antara tanaman yang diuji dengan aplikasi irigasi mikro adalah cabai, jagung manis, kacang tanah, dan jahe.
Teknik irigasi mikro yang melakukan pembasahan tanah terbatas di sekitar perakaran tanaman itu ada beberapa jenis, yakni irigasi tetes (drip irrigation), dan irigasi curah yang terdiri dari jenis penyemprot mini (micro-spray) dan pemercik mini (mini-sprinkler). Irigasi tetes meneteskan air melalui lubang berdiameter kecil atau sangat kecil pada pipa penyalur air. Penyemprot mini mencurahkan air di sekitar perakaran dengan diameter pembasahan 1-4 m, dan pemercik mini mencurahkan air di sekitar perakaran dengan diameter pembasahan hingga l0 m.
Secara umum dikemukakan bahwa tanaman yang cocok diairi dengan sistem irigasi tetes adalah tanaman yang penanamannya tidak terlalu rapat seperti cabai dan jagung manis. Untuk yang jarak tanamnya rapat, irigasi tetes menjadi kurang efisien. Sedangkan irigasi curah, yakni penyemprot dan pemercik mini yang tingginya bisa mencapai 1,5 m dan radius penyiraman sampai 10 m cocok diaplikasikan pada tanaman sayuran dan palawija yang tidak terlalu tinggi tegakannya.
Uji coba irigasi tetes di kawasan Serpong menunjukkan keseragaman tetesan mencapai 89% pada tanaman cabai dan 88% pada jagung, Sedangkan irigasi curah mencapai keseragaman curahan 89,9%. Dari segi keseragaman ini, kedua sistim termasuk kategori baik.
0 comments:
Post a Comment