PARIWARA

Your Ad Here
Showing posts with label hortikultura. Show all posts
Showing posts with label hortikultura. Show all posts

Thursday, January 14, 2010

TANAMAN BUAH


Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan (komsumsi) dalam keadaan segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan secara umum tidak tahan disimpan lama.

Sifat produk tanaman buah adalah:
1. Mudah rusak (perishable). Buah merupakan produk tanaman hortikultura yang dikenal mudah rusak, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk mempertahankan mutu buah.

2. Resiko besar. Buah dengan sifat mudah rusak akan berpengaruh terhadap ketersediaan dan permintaan pasar, sehingga fluktuasi harga tinggi. Misalnya perubahan cuaca, adanya serangan hama atau penyakit tertentu akan mempengaruhi produksi baik kuantitas maupun kualitas.
3. Musiman. Tanaman buah umumnya tanaman berumur panjang (prennial), sehingga berbuah adalah musiman yang berakibat tidak tersedia setiap saat. Pada musim berbuah umumnya produk melimpah, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk dapat menampung produk tersebut.
4. Bulky. Buah umumnya mempunyai kandungan air tinggi, sehingga memerlukan ruang besar atau perlakuan khusus di dalam transportasi maupun di penyimpanan. Hal tersebut akan menyebabkan biaya tinggi.
5. Spesialisasi geografi. Tanaman buah membutuhkan agroklimat tertentu untuk menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas tertentu. Misalnya: salak Bali, jeruk Siam, madu Karo, duku Palembang, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya »»

Wednesday, December 23, 2009

PENTINGNYA PRODUK HORTIKULTURA


Buah dan sayur telah berabad-abad menjadi bagian dari kebudayaan manusia. Buah dan sayur telah menjadi kebutuhan bahan pangan penting manusia, khususnya di jaman modern saat ini. Demikian pula komoditi ini dan bunga potong telah menjadi komoditi perdagangan penting di seluruh dunia. Berjuta-juta manusia tergantung hidupnya dari memperdagangkan produk hortikultura.

FAKTOR NUTRISI
Perbanyak makan buah dan sayur, demikian resep awet muda dan selalu tampak sehat, kata Ny. The Chung Shen Tjia, pendiri harian Jawa Pos yang telah meninggal Maret 1998 (Jawa Pos, 1 Januari 2000). Buah dan sayuran mengandung berbagai komponen penting yang tidak dapat disintesa dalam tubuh manusia dan tidak tersedia pada jenis bahan pangan lainnya. Oleh sebab itu ahli nutrisi selalu menganjurkan untuk mengkonsumsi menu makanan setiap hari dalam jumlah cukup yang mengandung buah dan sayuran segar. Dimana kebutuhan vitamin, mineral dan serat kasar tersebut, saat ini sangat mungkin, hanya bisa dipenuhi dari bahan pangan berupa buah dan sayuran, yang mengandung berbagai komposisi zat gizi tersebut.

Konsumsi buah dan sayuran dilaporkan menurunkan kasus kematian akibat kanker (Ames et al., 1993 dan Willet, 1994), menurunkan radikal bebas oksigen yang menyebabkan penyakit jantung koroner dan kanker (Simon, 1992 dan Gerster, 1991). Diet yang tinggi proporsi buah dan sayuran mencegah penyakit kronis seperti: penyakit jantung koroner dan sejenisnya serta kanker (Block et al., 1992), melindungi konsumen terhadap kanker kolon dan tiroid (Steinmetz and Potter, 1992) dan menghindari oxidative stress yang memicu penyakit hati, penyakit degeneratif syaraf, AIDS, kanker, dan proses penuaan (Reismersma et al., 1991).

Di Indonesia, karena konsumsi buah dan sayur segar tergolong rendah (Setyobudi, 1999), bila dibandingkan dengan Taiwan, Singapura dan Amerika, maka Indonesia telah menjadi pangsa pasar empuk bagi produk ekstrak buah, sayuran dan sejenis yang dikenal sebagai: food supplement. Di Indonesia beredar di pasaran bebas berbagai merk dan kemasan food supplement, seperti: Saripati ayam, Omega-3, Wheat Germ Oil, Vitamin ABC & multi mineral Formula dan lain-lain (Warta Konsumen, 1995). Hasil uji laboratorium YLKI Desember 1996 melaporkan dari 33 merk food supplement, sebagian besar tergolong berkualitas buruk dan tidak sesuai dengan kandungan zat dalam label (Warta Konsumen, 1996). Produk food supplement yang akhir akhir ini banyak diminati adalah Scaven, yang diiklankan dapat menekan jumlah radikal bebas dalam tubuh. Eldrige and Sheehan (1994) melaporkan food supplement yang paling populer pada 502 mahasiswa di Arizona adalah: vitamin C, multiple vitamin, multiple vitamin + mineral, tablet mengandung kalsium, vitamin E, asam-asam amino, kapsul bawang putih, aloe vera, ragi dan minyak ikan. Hasil survey menunjukkan pemakai food supplement percaya, mengkonsumsi food supplement merasa ada tambahan energi, mengurangi stres dan mencegah flu.

NILAI ESTETIKA
Berbagai jenis buah di pajang sebagai hiasan dalam berbagai jenis upacara pernikahan, syukuran dan upacara keagamaan. Pisang dibawa sebagai rasa cinta kasih di negara China, Apel impor (Red delicius) dibawa waktu mengunjungi teman yang sedang sakit dsb. Buah, sayuran dan bunga potong merupakan bagian nilai kebudayaan manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dipandang dari sudut nilai estetika.

NILAI PERDAGANGAN
Petani kecil menanam buah dan sayuran di pekarangan atau galengan sawah, untuk kebutuhan sendiri dan dijual untuk menambah pendapatan. Pemasaran komoditas hortikultura dimulai dari buruh panen, tengkulak desa, kecamatan, kabupaten, kotamadya, pedagang eceran, pedagang pasar dll, beribu-ribu, mungkin berjuta manusia tergantung hidupnya dari kegiatan perdagangan buah, sayuran, bunga potong, bibit dsb. Komoditas hortikultura menjadi komoditi perdagangan yang penting bagi sebagian besar rakyat kecil dan menengah di Indonesia.
Baca Selengkapnya »»

Tuesday, November 17, 2009

HORTIKULTURA


Secara etimologis, kata Hortikultura berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Hortus: kebun da Cultura: budidaya/pengelolaan. Hortikultura adalah ilmu dan seni bercocok tanam yang memerlukan pemeliharaan khusus, serta bercocok tanam tersebut dilakukan di kebun atau pekarangan. Pekarangan yang disebut Compound Garden atau Mixed Garden oleh Terra mendefinisikan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekeliling rumah dengan batas-batas yang jelas, serta umumnya di tanami berbagai jenis tanaman.

Ilmu hortikultura mencakup aspek produksi dan penanganan pascapanen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, serta pascapanen. Sehingga ilmu hortikultura terkait erat dengan bidang ilmu lain seperti: Fisiologi, biokimia, genetika, entomologi, fitopatologi, ilmu tanah, klimatologi dan sebagainya. Luas lahan pertanian untuk lahan tanaman hortikultura di dunia adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahan tanaman lain seperti serealia
(biji-bijian) yaitu kurang dari 10%.

Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang menjadi kendala dalam pengembangan komoditas hortikultura yaitu:
1. lemahnya modal usaha.
2. rendahnya pengetahuan.
3. harga produk hortikultura sangat berfluktuasi, sehingga resiko besar.
4. umumnya prasarana transportasi kurang mendukung.
5. belum berkembangnya agroindustri yang memanfaatkan hasil tanaman hortikultura sebagai bahan baku.

Secara umum budidaya hortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah (fruit crops); dan tanaman hias (ornamental crops). Berdasarkan jenis tanaman yang dibudidayakan tersebut maka ilmu hortikultura dibagi berdasarkan komoditi yaitu:
1. Olericultura yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanaman sayuran dan teknologinya, sehingga orang yang menekuni serta ahli dibidang tersebut dinamakan: Olericulturist.
2. Pomologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanaman buah dan teknologinya, sehingga orang yang menekuni serta ahli dibidang tersebut dinamakan: Pomologist.
3. Floricultura yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanaman hias dan teknologinya, sehingga orang yang menekuni serta ahli dibidang tersebut dinamakan: Floriculturist.

Sebelum kita membahas lebih jauh, maka terlebih dahulu dibuat pengertian tanaman buah (Pamologi). Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan (komsumsi) dalam keadaan segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan secara umum tidak tahan disimpan lama. Sifat produk tanaman buah adalah:
1. Mudah rusak (perishable). Buah merupakan produk tanaman hortikultura yang dikenal mudah rusak, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk mempertahankan mutu buah.
2. Resiko besar. Buah dengan sifat mudah rusak akan berpengaruh terhadap ketersediaan dan permintaan pasar, sehingga fluktuasi harga tinggi. Misalnya perubahan cuaca, adanya serangan hama atau penyakit tertentu akan mempengaruhi produksi baik kuantitas maupun kualitas.
3. Musiman. Tanaman buah umumnya tanaman berumur panjang (prennial), sehingga berbuah adalah musiman yang berakibat tidak tersedia setiap saat. Pada musim berbuah umumnya produk melimpah, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk dapat menampung produk tersebut.
4. Bulky. Buah umumnya mempunyai kandungan air tinggi, sehingga memerlukan ruang besar atau perlakuan khusus di dalam transportasi maupun di penyimpanan. Hal tersebut akan menyebabkan biaya tinggi.
5. Spesialisasi geografi. Tanaman buah membutuhkan agroklimat tertentu untuk menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas tertentu. Misalnya: salak Bali, jeruk Siam madu Karo, duku Palembang, rambutan Binjai, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya »»