PARIWARA

Your Ad Here
Showing posts with label bulky. Show all posts
Showing posts with label bulky. Show all posts

Sunday, January 31, 2010

SIFAT DAN CIRI PRODUK PERTANIAN

Produksi pertanian dapat disarikan dalam beberapa sifat dan ciri sebagai berikut (Teken dan Hamid, 1982) :
  1. Produksi yang diperoleh dari usaha secara kecil-kecilan (small scale production). Produksi secara kecil-kecilan ini adalah akibat dari usaha yang dilakukan petani secara kecil-kecilan pula. Padi atau beras, misalnya, dihasilkan oleh berjuta-juta petani. Dengan demikian petani-petani tidak dapat mempengaruhi permintaan atas jenis barang yang dihasilkannya. Mereka sulit untuk saling berkomunikasi dalam hal penjualan, penyimpanan dan sebagainya, karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan akan hal tersebut. Berbeda halnya dengan perusahaan-perusahaan industri, karena telah memiliki kemampuan yang besar untuk menganalisis situasi pasar, melakukan grading, penyimpanan dan sebagainya, maka mereka tidak mengalami kesulitan dalam hal penjualannya. Mereka dapat menguasai atau mengendalikan produksinya sewaktu-waktu, jika permintaan menurun. Perusahaan-perusahaan industri dengan mudah dapat diorganisir atau mengorganisir dirinya. 
  2. Produksi bersifat musiman. Karena bersifat musiman, maka hasil produksi akan diperoleh pada waktu-waktu tertentu, sesuai dengan umur tanaman yang bersangkutan. Kita tidak bisa memaksakan tanaman padi berbuah pada umur satu bulan, karena kebetulan pada saat itu persediaan beras telah habis atau harga beras terlalu tinggi karena terlalu banyak permintaan. Sifat produksi yang demikian inilah sering menimbulkan kesulitan dalam proses pengimbangan. Begitu pula di saat-saat panen sering dijumpai beberapa kesulitan dalam hal penyimpanan dan pengangkutan. Pada saat ini biaya-biaya penyimpanan dan pengangkutan biasanya meningkat. Pedagang-pedagang pengumpul harus menyediakan modal yang cukup besar untuk membeli hasil-hasil pertanian itu, untuk menyewa gudang dan ongkos transpor.
  3.  Produksi terpencar. Tempat produksi pertanian tidak terpusat, tetapi letaknya terpencar. Hal ini disebabkan petani itu selalu mencari tempat yang keadaan tanah dan iklimnya cocok untuk tanamannya, tanpa memperhitungkan apakah dekat atau jauh dari kota atau pasar. Petani tidak dapat dipaksakan melakukan produksi di tempat yang tandus atau bergunung-gunung, meskipun secara ekonomis mudah dijangkau oleh para pedagang pengumpul atau konsumen. Karena keterpencaran ini maka dapat dibayangkan kesulitan dalam proses pengumpulan agar menjadi suatu jumlah yang besar.
  4.  Produk hasil-hasil pertanian bersifat berat (bulky), mengambil banyak tempat (volumnious) dan cepat atau musah rusak (perishable). Kebanyakan hasil-hasil pertanian timbangannya adalah berat dan memerlukan banyak tempat. Hal ini berarti nilai per satuan berat dan per satuan volume adalah lebih kecil dibandingkan nilai barang-barang industri. Sebungkus rokok yang beratnya beberapa gram nilainya dalam Rupiah kira- kira sama dengan 1-2 kg singkong. Jelas dalam hal ini bahwa akan terjadi perbedaan dalam hal pengangkutan dan penyimpanan. Dapat dibayangkan betapa besar perbedaan nilai jika kita mengangkut 1 ton singkong dan 1 ton rokok pada tarif dan jarak yang sama. Selain itu sifat hasil pertanian juga mudah rusak atau busuk, sehingga diperlukan perawatan dan penyimpanan yang baik dan pengangkutan yang cepat ke tempat konsumen.
Baca Selengkapnya »»

Thursday, January 21, 2010

BEBERAPA ISTILAH PERTANIAN


Bulky : Barang yang volumenya besar tetapi nilainya rendah.
Grading : Pemisahan barang ke dalam kelas-kelas berdasarkan mutu seperti ukuran, warna, keutuhan, kematangan, dan sebagainya.
Input : Lebih banyak diterjemahkan sebagai masukan, yaitu istilah untuk menunjuk pada semua bahan, alat, mesin, tenaga kerja, termasuk faktor lingkungan alam yang diperlukan dalam proses produksi dan operasi.
Integrasi vertikal : Penggabungan dua aktivitas bisnis atau lebih dengan tingkatan produk yang berbeda, misalnya perusahaan selain menghasilkan bahan mentah juga mengolahnya menjadi produk antara atau barang jadi.

Karakteristik : Ciri-ciri atau sifat-sifat seseorang, kelompok, etnis, atau aktivitas tertentu.
Macroclimate : Iklim makro, yaitu kondisi iklim di suatu tempat sebagai bagian dari kondisi geografis secara keseluruhan, misalnya daerah tropis & subtropis.
Microclimate : Iklim mikro, yaitu kondisi iklim dalam suatu daerah yang khas. Ini dicirikan oleh kondisi cuaca daerah tersebut.
Monopolistik : Pasar dengan struktur satu penjual dan banyak pembeli.
Monopsonistik : Pasar dengan struktur satu pembeli dan banyak penjual.
Oligopolistik : Pasar dengan struktur beberapa penjual dan banyak pembeli.
Oligopsonistik : Pasar dengan struktur beberapa pembeli dan banyak penjual.
Output : Lebih banyak diterjemahkan sebagai keluaran. Istilah ini menunjuk pada produk baik barang atau jasa yang dihasilkan dalam proses suatu produksi atau operasi.
Pasar persaingan sempurna : Pasar yang dicirikan oleh jumlah penjual dan pembeli yang banyak, produk seragam, penjual dan pembeli bebas keluar masuk pasar.
Perishable : Barang-barang yang cepat mengalami kerusakan baik busuk/ susut.
Produk akhir : Barang hasil olahan bahan mentah atau produk antara yang sudah siap dikonsumsi.
Produk antara : Barang hasil olahan bahan mentah atau komoditas primer yang belum siap dikonsumsi tetapi harus diolah lagi menjadi barang jadi.
Produk substitusi : Produk pengganti, yaitu produk yang dapat dalam konsumsinya dapat menggantikan fungsi produk lain, misalnya beras dengan jagung, daging dengan telur, dan sebagainya.
Proteksi : Perlindungan yang diberikan pemerintah kepada aktivitas ekonomi domestik misalnya berupa subsidi, larangan impor, pajak impor, dsb.
Transformasi : Proses pengubahan input menjadi output melalui aktivitas budidaya, penanganan, atau pengolahan.
Voluminous : Bervolume besar, komoditas yang memerlukan ruang yang besar.
Pasar Konkrit : pasar yang dapat dilihat wujudnya baik berupa bangunan yang sifatnya sementara ataupun permanen.
Pasar Abstrak : keseimbangan kekuatan antara permintaan (konsumen) dan penawaran (penjual) dari suatu barang atau jasa yang tidak dapat dilihat dikarenakan peristiwa atau kejadiannya tidak berupa wujud sebagai suatu bangunan.
Pemasaran (marketing) : proses sosial dan proses manajerial yang memungkinkan individu/kelompok memperoleh apa yang dibutuhkannya [needs] dan apa yang diinginkannya [wants] melalui proses pertukaran.
Riset pemasaran : perancangan, pengumpulan, analisis dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.
Segmentasi Pasar : pembagian pasar menjadi unit-unit tertentu atas dasar geografi, demografi, psikografi dan perilaku konsumen.
Perencanaan strategis usaha : proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar sasaran, keahlian dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah.
Proses tataniaga : suatu pergerakan yang terdiri dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam beberapa rentetan. Di dalam proses tataniaga juga terdapat berbagai bentuk koordinasi yang diperlukan terhadap sekumpulan kegiatan dan peristiwa itu dalam menggerakkan barang dan jasa dengan cara yang teratur dari tangan produsen ke tangan konsumen.
Saluran pemasaran : perantara pemasaran yang melakukan berbagai fungsi diantara produsen dan pemakai. Beberapa perantara, seperti pedagang besar dan pengecer, membeli dan mempunyai hak atas barang serta menjual kembali barang dagang tersebut.
Promosi penjualan : kumpulan kiat insentif yang berbeda-beda, umumnya berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian yang lebih cepat dan atau lebih besar dari suatu produk/jasa tertentu.
Baca Selengkapnya »»

Thursday, January 14, 2010

TANAMAN BUAH


Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan (komsumsi) dalam keadaan segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan secara umum tidak tahan disimpan lama.

Sifat produk tanaman buah adalah:
1. Mudah rusak (perishable). Buah merupakan produk tanaman hortikultura yang dikenal mudah rusak, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk mempertahankan mutu buah.

2. Resiko besar. Buah dengan sifat mudah rusak akan berpengaruh terhadap ketersediaan dan permintaan pasar, sehingga fluktuasi harga tinggi. Misalnya perubahan cuaca, adanya serangan hama atau penyakit tertentu akan mempengaruhi produksi baik kuantitas maupun kualitas.
3. Musiman. Tanaman buah umumnya tanaman berumur panjang (prennial), sehingga berbuah adalah musiman yang berakibat tidak tersedia setiap saat. Pada musim berbuah umumnya produk melimpah, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk dapat menampung produk tersebut.
4. Bulky. Buah umumnya mempunyai kandungan air tinggi, sehingga memerlukan ruang besar atau perlakuan khusus di dalam transportasi maupun di penyimpanan. Hal tersebut akan menyebabkan biaya tinggi.
5. Spesialisasi geografi. Tanaman buah membutuhkan agroklimat tertentu untuk menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas tertentu. Misalnya: salak Bali, jeruk Siam, madu Karo, duku Palembang, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya »»

Tuesday, November 17, 2009

HORTIKULTURA


Secara etimologis, kata Hortikultura berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Hortus: kebun da Cultura: budidaya/pengelolaan. Hortikultura adalah ilmu dan seni bercocok tanam yang memerlukan pemeliharaan khusus, serta bercocok tanam tersebut dilakukan di kebun atau pekarangan. Pekarangan yang disebut Compound Garden atau Mixed Garden oleh Terra mendefinisikan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekeliling rumah dengan batas-batas yang jelas, serta umumnya di tanami berbagai jenis tanaman.

Ilmu hortikultura mencakup aspek produksi dan penanganan pascapanen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, serta pascapanen. Sehingga ilmu hortikultura terkait erat dengan bidang ilmu lain seperti: Fisiologi, biokimia, genetika, entomologi, fitopatologi, ilmu tanah, klimatologi dan sebagainya. Luas lahan pertanian untuk lahan tanaman hortikultura di dunia adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahan tanaman lain seperti serealia
(biji-bijian) yaitu kurang dari 10%.

Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang menjadi kendala dalam pengembangan komoditas hortikultura yaitu:
1. lemahnya modal usaha.
2. rendahnya pengetahuan.
3. harga produk hortikultura sangat berfluktuasi, sehingga resiko besar.
4. umumnya prasarana transportasi kurang mendukung.
5. belum berkembangnya agroindustri yang memanfaatkan hasil tanaman hortikultura sebagai bahan baku.

Secara umum budidaya hortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah (fruit crops); dan tanaman hias (ornamental crops). Berdasarkan jenis tanaman yang dibudidayakan tersebut maka ilmu hortikultura dibagi berdasarkan komoditi yaitu:
1. Olericultura yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanaman sayuran dan teknologinya, sehingga orang yang menekuni serta ahli dibidang tersebut dinamakan: Olericulturist.
2. Pomologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanaman buah dan teknologinya, sehingga orang yang menekuni serta ahli dibidang tersebut dinamakan: Pomologist.
3. Floricultura yaitu ilmu yang mempelajari tentang tanaman hias dan teknologinya, sehingga orang yang menekuni serta ahli dibidang tersebut dinamakan: Floriculturist.

Sebelum kita membahas lebih jauh, maka terlebih dahulu dibuat pengertian tanaman buah (Pamologi). Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan (komsumsi) dalam keadaan segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan secara umum tidak tahan disimpan lama. Sifat produk tanaman buah adalah:
1. Mudah rusak (perishable). Buah merupakan produk tanaman hortikultura yang dikenal mudah rusak, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk mempertahankan mutu buah.
2. Resiko besar. Buah dengan sifat mudah rusak akan berpengaruh terhadap ketersediaan dan permintaan pasar, sehingga fluktuasi harga tinggi. Misalnya perubahan cuaca, adanya serangan hama atau penyakit tertentu akan mempengaruhi produksi baik kuantitas maupun kualitas.
3. Musiman. Tanaman buah umumnya tanaman berumur panjang (prennial), sehingga berbuah adalah musiman yang berakibat tidak tersedia setiap saat. Pada musim berbuah umumnya produk melimpah, sehingga diperlukan suatu teknologi untuk dapat menampung produk tersebut.
4. Bulky. Buah umumnya mempunyai kandungan air tinggi, sehingga memerlukan ruang besar atau perlakuan khusus di dalam transportasi maupun di penyimpanan. Hal tersebut akan menyebabkan biaya tinggi.
5. Spesialisasi geografi. Tanaman buah membutuhkan agroklimat tertentu untuk menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas tertentu. Misalnya: salak Bali, jeruk Siam madu Karo, duku Palembang, rambutan Binjai, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya »»