Produksi pertanian dapat disarikan dalam beberapa sifat dan ciri sebagai berikut (Teken dan Hamid, 1982) :
- Produksi yang diperoleh dari usaha secara kecil-kecilan (small scale production). Produksi secara kecil-kecilan ini adalah akibat dari usaha yang dilakukan petani secara kecil-kecilan pula. Padi atau beras, misalnya, dihasilkan oleh berjuta-juta petani. Dengan demikian petani-petani tidak dapat mempengaruhi permintaan atas jenis barang yang dihasilkannya. Mereka sulit untuk saling berkomunikasi dalam hal penjualan, penyimpanan dan sebagainya, karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan akan hal tersebut. Berbeda halnya dengan perusahaan-perusahaan industri, karena telah memiliki kemampuan yang besar untuk menganalisis situasi pasar, melakukan grading, penyimpanan dan sebagainya, maka mereka tidak mengalami kesulitan dalam hal penjualannya. Mereka dapat menguasai atau mengendalikan produksinya sewaktu-waktu, jika permintaan menurun. Perusahaan-perusahaan industri dengan mudah dapat diorganisir atau mengorganisir dirinya.
- Produksi bersifat musiman. Karena bersifat musiman, maka hasil produksi akan diperoleh pada waktu-waktu tertentu, sesuai dengan umur tanaman yang bersangkutan. Kita tidak bisa memaksakan tanaman padi berbuah pada umur satu bulan, karena kebetulan pada saat itu persediaan beras telah habis atau harga beras terlalu tinggi karena terlalu banyak permintaan. Sifat produksi yang demikian inilah sering menimbulkan kesulitan dalam proses pengimbangan. Begitu pula di saat-saat panen sering dijumpai beberapa kesulitan dalam hal penyimpanan dan pengangkutan. Pada saat ini biaya-biaya penyimpanan dan pengangkutan biasanya meningkat. Pedagang-pedagang pengumpul harus menyediakan modal yang cukup besar untuk membeli hasil-hasil pertanian itu, untuk menyewa gudang dan ongkos transpor.
- Produksi terpencar. Tempat produksi pertanian tidak terpusat, tetapi letaknya terpencar. Hal ini disebabkan petani itu selalu mencari tempat yang keadaan tanah dan iklimnya cocok untuk tanamannya, tanpa memperhitungkan apakah dekat atau jauh dari kota atau pasar. Petani tidak dapat dipaksakan melakukan produksi di tempat yang tandus atau bergunung-gunung, meskipun secara ekonomis mudah dijangkau oleh para pedagang pengumpul atau konsumen. Karena keterpencaran ini maka dapat dibayangkan kesulitan dalam proses pengumpulan agar menjadi suatu jumlah yang besar.
- Produk hasil-hasil pertanian bersifat berat (bulky), mengambil banyak tempat (volumnious) dan cepat atau musah rusak (perishable). Kebanyakan hasil-hasil pertanian timbangannya adalah berat dan memerlukan banyak tempat. Hal ini berarti nilai per satuan berat dan per satuan volume adalah lebih kecil dibandingkan nilai barang-barang industri. Sebungkus rokok yang beratnya beberapa gram nilainya dalam Rupiah kira- kira sama dengan 1-2 kg singkong. Jelas dalam hal ini bahwa akan terjadi perbedaan dalam hal pengangkutan dan penyimpanan. Dapat dibayangkan betapa besar perbedaan nilai jika kita mengangkut 1 ton singkong dan 1 ton rokok pada tarif dan jarak yang sama. Selain itu sifat hasil pertanian juga mudah rusak atau busuk, sehingga diperlukan perawatan dan penyimpanan yang baik dan pengangkutan yang cepat ke tempat konsumen.